Pages


Minggu, 28 Februari 2016

Inilah 13 Lokasi Harga Tanah Termahal di Jakarta (EDAN BENERAN)

Quote:


HARGA tanah di pusat-pusat kota DKI Jakarta terus mebubung. Kota berumur 467 tahun itu terus berdenyut. Jumlah penduduk terus meningkat, jumlah gedung jangkung tambah meruyak. Bahkan, Jakarta kini dikepung sekitar 18,7 juta kendaraan bermotor.

Permintaan akan properti di Jakarta pun terus berkembang seiring pertumbuhan jumlah penduduk dan geliat ekonomi bisnis. Dampaknya, harga lahan pun kian mebubung seiring kian menipisnya lahan yang tersedia di pusat-pusat kota. Sampai-sampai, untuk memenuhi kebutuhan lahan, pemerintah merancang 16 pulau buatan lewat proses reklamasi di Teluk Jakarta.

Harga tanah di Jakarta melonjak berkisar 80-100% sepanjang lima tahun terakhir. Di lokasi-lokasi strategis, rentang harga tanah berkisar Rp 15 juta hingga Rp 200 juta per meter persegi (m2).


Peningkatan harga tanah dipicu beberapa aspek termasuk aksi spekulasi. Sedangkan tingginya harga tanah menyulitkan pengembangan properti. Di sisi lain, konsumen pun kian selektif dalam mengonsumsi produk properti yang ditawarkan para pengembang.“Jika dibandingkan dengan lima tahun lalu harga tanah telah meningkat 80-100%,” ujar analis properti Arsito Bangun Selaras Torushon Simanungkalit, dalam pesan tertulisnya yang saya terima di Jakarta, baru-baru ini.

Dia mencontohkan, harga tanah tahun 2011 di kawasan Menteng, Jakarta Pusat baru mencapai Rp 40 juta/m2. Lalu, di Pondok Indah berkisar Rp 25-35 juta/m2. Sementara tanah komersial seperti Jl. Sudirman, pada tahun yang sama baru berkisar Rp 40-50 juta/m2 dan di Jl. Thamrin berkisar Rp 50-70 juta/m2.



Kini, jelasnya, harga tanah di Jl. Thamrin mencapai Rp 150 juta/m2, Jl Jenderal Sudirman berkisar Rp 100-130 juta/m2. Lalu, di Menteng mencapai Rp 80 juta/m2 dan di Pondok Indah mencapai berkisar Rp 30-70 juta/m2.



Torushon menjelaskan, harga tanah di Jl Gatot Subroto berkisar Rp 40-90 juta/m2. Lalu, Jl HR Rasuna Said dan Mega Kuningan berkisar Rp 40-80 juta/m2. Sedangkan di Jl S Parman dan Jl MT haryono Rp 20-50 juta/m2.



Untuk di Jl. Pemuda dan Jl Salemba berkisar Rp15-30 juta per/m2. Selain itu, kawasan Jl. Simatupang mencapai Rp 15-45 juta/m2.



Dia punya catatan tersendiri untuk kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara yang harga lahannya kini berkisar Rp 20-35 juta/ m2. Tumbuhnya center growth business dan perkantoran serta perdagangan disekitarnya telah mengerek harga tanah di kawasan perumahan tersebut.



“Harga tanah termahal di Sudirman CBD, Jakarta yang mencapai Rp 200 juta/m2,” kata Torushon Simanungkalit.

Dia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi dalam rentang 2010-2014 yang mencapai diatas 5,5% dan meningkatnya capital inflow telah mengerek meningkatnya permintaan ruang. Baik untuk perkantoran, hotel maupun apartemen. “Sehingga hal ini melentingkan harga tanah di Jakarta dan juga meningkatnya kalangan segmen menengah atas,” katanya.

Dahsyat kan harga tanah di Jakarta? Khusus di SCBD, harga satu meter tanah bisa untuk membeli 14 motor skutik entry level. Wow!


Source of Thread




Quote:Gile, Harga Satu Meter Setara 10 Motor Bebek



Kota Jakarta memang serba wah. Coba aja tengok di sekeliling kita. Apa aja ada di Jakarta. Mulai dari harga mobil paling mewah, apartemen paling mewah, sampai harga tanah paling wah. Maksudnya, begitu dengar harganya cuma bisa berdecak ‘wah…wah…wah…’

“Jangan salah mas, di kawasan Jl Jenderal Sudirman, harga tanah ada yang pasang Rp 150 juta per meter,” kata seorang direktur utama yang bergerak di bidang properti saat berbincang dengan saya di Jakarta, baru-baru ini.

Tuh kan. Kalau dipikir-pikir, harga satu meternya sudah bisa beli 10 sepeda motor bebek. Kebayangkan, harga semeter tanah sudah bisa beli berapa liter beras tuh. Ehem!

Saat buka-buka arsip, ternyata harga tanah di kawasan yang sama pada sepuluh tahun lalu, atau persisnya tahun 2005, masih berkisar Rp 15-30 juta per meter persegi. Artinya, jika memakai harga yang terendah, yakni Rp 15 juta per meter persegi, harga tanah di kawasan Jl Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat melonjak 900% dalam rentang sepuluh tahun. Dahsyat!!!

“Harga tanah di Jakarta sudah terlalu mahal,” kata sang direktur utama tadi.

Sedangkan direktur yang lainnya bercerita, bahwa harga tanah di titik-titik strategis lainnya di Jakarta juga sudah melambung tinggi. Sebut saja misalnya di di Cempaka Putih, Jakarta Pusat menyentuh hingga Rp 20-an juta per meter persegi. Lalu, di kawasan Kemang berkisar Rp 35-40 juta per meter persegi. Mahal banget yah?

Nah, sang dirut perusahaan properti itu bilang, dampak dari menipisnya cadangan lahan dan menggilanya harga tanah, mau tidak mau, mereka membangun kawasan superblok. Maksudnya, sebuah kawasan yang dijejali dengan beragam fasilitas. Mulai dari tempat tinggal vertikal, perkantoran, mal, hingga pusat hiburan. Pokoknya, di satu area palu gada, apa yang lu minta, pasti ada. Begitu kata anak-anak muda zaman sekarang.

Jangan heran, kalau harga yang ditawarkan juga bakal setinggi langit. Untuk apartemen bisa berkisar Rp 25-30 juta per meter persegi dan untuk perkantoran bisa lebih mahal lagi. Buntutnya?

Gampang ditebak, yang berkocek cekak susah nyari hunian di tengah kota. Mereka pun lari ke pinggiran kota, bahkan ke kawasan yang menempel di Jakarta, misalnya, Bekasi, Depok, atau Tangerang. Tapi, bekerjanya justeru di tengah kota Jakarta atau di dalam kota Jakarta.

Tak heran jika ada pernyataan, penduduk Jakarta saat malam hari sebanyak 9,5 juta, namun saat siang hari menjadi 12 juta jiwa. Maksudnya, saat pagi hingga sore hari Jakarta disesaki para urban, yakni mereka yang bertinggal di pinggir atau luar kota Jakarta.

Bagi orang-orang seperti saya yang tinggal di pinggiran Jakarta pilihan untuk bermobilitas pilihannya adalah angkutan umum seperti angkot dan bus mini, atau Trans Jakarta. Atau, naik kendaraan sepeda motor pribadi. Bila banyak dari warga yang menjatuhkan pilihannya pada sepeda motor, hal itu tak bisa dipungkiri. Sepeda motor dianggap mangkus dan sangkil dibandingkan angkutan umum.

Seorang kolega bilang, rasanya tak sepadan mereka yang berpenghasilan pas-pasan tinggal di pinggir atau luar kota, lalu mengais nafkah di tengah kota. Mereka bergumul dengan kemacetan lalu lintas jalan dan menempuh perjalanan satu hingga dua jam, belum lagi biaya bahan bakar dan biaya sosial sepanjang perjalanan. Tak heran jika kemudian ada jargon, pergi pagi, pulang petang, penghasilan pas-pasan. Sampai kapan?

Source of Thread



Quote:Kawasan yang katanya dibilang kumuh pun lama lama harganya bisa menggila....



















Foto diambil dari berbagai macam sumber di internet



Pegimana bray? Lo milih tanah yang di jalan mana? Gua mah mau di kampung aja bray......Biar kata tanahnya becek yang penting hidup gua adem bray.........

Buat yang beli tanah.......
hidup di ibukota emang mahal brader,mending hidup di hutan belantara brader,smua ada
yang beli tanah pada jadul untung banyak tuhhh
Dijakarta udah jarang ada tanah gan, banyakan aspal
Quote:Original Posted By tukang.keren23
hidup di ibukota emang mahal brader,mending hidup di hutan belantara brader,smua ada


Setuju bray yang penting ada koneksi internet dan bebas dari kontaminasi alay brengsek
SCBD kan emang kawasan bisnis bre. Wajar gila gilaan harganya
Quote:Original Posted By kandang.naga


Setuju bray yang penting ada koneksi internet dan bebas dari kontaminasi alay brengsek


bnar brader
cengkareng juga mahal gan
Wehh Tempat tinggal ane masuk,..
Pandeglang gak masuk bre.
Makanya kebanyakan orang betawi asli yg punya waris tanah pada males kerja gan hehe gak semua si
Di sudirman permeter nya sampek 200 juta
Jelas mahal genk,kan udah banyak tanah2 yang udah dibeli terus dijadiin seperti gedung2 bertingkat gitu, dan udah pasti harga jualnya tinggi
Anjir itu 200jt per meter
Bisa bisa jual mobil per meter tuh
Belum bikin bangunannya
edaaaan
Bujugg, mahal amat tanahnye ane mah mnding beli tanah diluar kota dah
harga yg fantastis, mending idup dikampung aja. gk liat mall, macet & bau asep kendaraaan
maklum gan..ibukota sebuah negara.. pusat perekonomian nasional..
thx utk list harga tanahnya
wah daerah ane gak masuk ya.hmm bodo lah yang penting masih bisa menikmati home sweet home
Mending hidup didesa gan,,,,
Via: Kaskus.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar