Pages


Jumat, 29 April 2016

Selamat Hari Puisi Nasional ! Tak Selamanya Kisah Penyair Indonesia Seindah Puisinya

Barangkali, kata-kata indah saja tidak cukup untuk membuktikan perasaan cinta. Selain mengungkapkannya lewat puisi, jika kita mencintai seseorang, kita harus memperjuangkannya lewat tindakan. Tapi, kalau ternyata memang bukan jodohnya, ya sudahlah. Mungkin Tuhan memiliki jalan dan rencana yang lebih indah untukmu.

Kamu pasti tahu kan, hal apa yang membuat Cinta jatuh hati pada Rangga di film Ada Apa dengan Cinta? Ya, salah satunya puisi! Puisilah yang menaklukan hati Cinta. Betapa Rangga dengan gaya penyairnya begitu mudah mendapatkan hati Cinta hanya dengan deret kata-kata saja.

Mungkin kita akan berpikir, dengan kepandaiannya merangkai kata, penyair akan mudah mendapatkan sang pujaan hati. Tapi nyatanya, tidak selamanya demikian. Mumpung sedang dalam suasana Hari Puisi Nasional, yuk simak 4 kisah asmara para penyair yang ternyata tragis berikut.


1. Chairil Anwar

Selamat Hari Puisi Nasional ! Tak Selamanya Kisah Penyair Indonesia Seindah Puisinya
Photo credit: spoilaaa.files.wordpress.com

Chairil meninggal di usia yang sangat muda. Umurnya baru 27 tahun saat dipanggil Sang Kuasa. Dia memiliki perjalanan cinta yang cukup menyayat hati. Bermula saat musim penghujan tahun 1943 di Pantai Cilincing daerah Jakarta Utara, diam-diam Sumirat memerhatikan Chairil yang sedang asyik membaca buku. Karena Sumirat adalah murid dari pelukis Afandi, maka sangatlah mudah untuk berkenalan dengan Chairil. Kemudian setelah berkenalan, mereka menjalin kisah asmara mereka. Sampai Chairil memberanikan diri untuk melamar Sumirat kepada orang tuanya di Madiun.

Namun, Chairil hanyalah penyair dengan penghasilan yang tidak menentu. Sehingga lamarannya pun ditolak. Ayah Sumirat meminta Chairil untuk mencari pekerjaan tetap dan akan menjawab lamaran Chairil setelah dia memperoleh pekerjaan. Dengan berat hati, Chairil kembali ke Jakarta. Sayangnya, kondisi Indonesia pada saat itu yang sangat tidak aman –penjajah Jepang berada di mana-mana– menyebabkan komunikasi antara Chairil dan Sumirat terputus. Lewat puisinya yang berjudul “Sajak Putih”, dia mengungkapkan perasaannya pada Sumirat:


Buat tunanganku Mirat

Bersandar pada tari warna pelangi

Kau depanku bertudung sutra senja

Di hitam matamu kembang mawar dan melati

Harum rambutmu mengalun bergelut senda

....

Buat Miratku, Ratuku! Kubentuk dunia sendiri dan kuberi jiwa segala yang dikiran orang mati di alam ini!

Kucuplah aku terus, kucuplah dan semburkanlah tenaga dan hidup dalam tubuhku



2. Amir Hamzah

Selamat Hari Puisi Nasional ! Tak Selamanya Kisah Penyair Indonesia Seindah Puisinya
Photo credit: indonesiasastra.org
Penyair yang lahir dari kalangan bangsawan Kesultanan Langkat, Sumatera Utara ini mengalami gagal cinta sebanyak dua kali. Pertama saat dia jatuh cinta pada anak angkat kedua orangtuanya, Aja Bun. Setelah berjanji sehidup semati dengan kekasihnya itu, dia harus menerima kenyataan pahit. Saudaranya sendirilah, Tengku Husein Ibrahim, yang justru menikahi Aja Bun. Dalam puisi “Tuhanku, Apatah Kekal?” yang dikirimkan kepada Aja Bun, dia berkisah:


Tuhanku, suka dan ria

Gelak dan senyum

Tepuk dan tari

Semuanya lenyap, silam sekali

Gelak bertukar duka

Suka bersalinkan ratap

Kasih beralih cinta

Cinta membawa wangsangka




Kemudian, ketika dia pindah ke Solo, Amir jatuh cinta lagi pada Ilik Sundari, gadis priyayi Jawa. Namun, takdir berkata lain. Bukan pada Ilik cinta Amir berlabuh. Amir tidak kuasa menolak permintaan pamannya untuk menikahi putrinya. Amir menikah dengan Tengku Puteri Kamaliah. Tapi, cinta Amir pada Ilik tak lekang oleh waktu.


3. WS. Rendra

Selamat Hari Puisi Nasional ! Tak Selamanya Kisah Penyair Indonesia Seindah Puisinya
PHOTO CREDIT: dennysakrie63.files.wordpress.com

Dia menautkan cinta pertamanya pada Sunarti Suwandi dan karena pernikahan inilah dia berpindah keyakinan menjadi Islam. Kisah cinta ini tidak selalu mulus. terlihat dari puisi Rendra yang berjudul “Surat Kepada Bunda”, di mana dia berkisah untuk meyakinkan ibunya atas pilihan pasangan hidupnya.


Mama yang tercinta

Akhirnya kutemukan juga jodohku

Seseorang yang bagai kau

Sederhana dalam tingkah laku dan bicara

Serta sangat menyayangiku



Ibuku, aku telah menemukan jodohku

Janganlah kau cemburu

Hendaknya hatimu yang baik itu mengerti

Pada waktunya, aku mesti kaulepaskan pergi



Hari Sabtu yang akan datang

Aku akan membawanya kepadamu

Ciumlah kedua pipinya

Dan panggillah ia dengan kata: Anakku!



Akhirnya Rendra menikah dengan Natri pada 31 Maret 1959 dan dalam perjalanan hidupnya Rendra memiliki tiga istri selain Natri.


4. Kahlil Gibran

Dia lahir di Lebanon. Karya-karyanya mendunia dan sepanjang hidupnya dia tidak pernah menikah. Dia menjalani kisah cinta yang unik dan tertutup dengan beberapa wanita, yaitu Hala Dakir, Josephine Preston Peabody, Mary Elizabeth Haskell, dan May Zaidah.

Selamat Hari Puisi Nasional ! Tak Selamanya Kisah Penyair Indonesia Seindah Puisinya
Photo credit: tipscaraterbaik.com

Kisah Gibran dengan Hala bermula pada saat musim panas kedua di Bisshari. Namun hubungan mereka dilarang oleh kakak Hala. Dalam puisi Gibran “Sayap-sayap Patah”, dia mengenang Hala dengan nama Selma Karamy.

Wahai Langit

Tanyakan pada-Nya

Mengapa dia menciptakan sekeping hati ini

Begitu rapuh dan mudah terluka

Saat dihadapkan dengan duri-duri cinta



Di dalam hati ini

Mengisi kekosongan di dalamnya

Menyisakan kegelisahan akan sosok sang kekasih

Menimbulkan segudang tanya

Menghimpun berjuta asa

Memberikan semangat

juga meninggalkan kepedihan yang tak terkira




Begitupun kisah cinta Gibran dengan Josephine dan Mary. Tidak ada hubungan mereka yang sampai ke jenjang pernikahan. Josephine memutuskan Gibran saat ulang tahunnya yang ke-31. Sementara Mary menolak ajakan Gibran untuk menikah.

Saat mulai berhubungan dengan May, Gibran merasa wanita inilah yang cocok dengannya karena May mampu mengimbanginya dalam berdialog. Namun, Gibran dan May tidak pernah bertemu. Mereka hanya berkomunikasi lewat surat-surat dan saling menghayati cinta mereka satu sama lain. Hubungan mereka terus berlangsung demikian sampai Gibran meninggal.



Spoiler for BONUS:
5. Walladah binti Al-Mustakfi

Dia adalah penyair muslimah terkenal dari Spanyol. Menurut kebiasaan di Cordoba, setiap penyair harus bersaing untuk menyelesaikan puisi terlengkap. Dalam kegiatan ini Walladah tampil dan bersaing dengan penyair laki-laki. Dia menjadi lebih terkenal saat berani membacakan satir tajam di hadapan penyair laki-laki dan dia dianggap sebagai simbol kebangkitan kekuatan muslimah.

Selamat Hari Puisi Nasional ! Tak Selamanya Kisah Penyair Indonesia Seindah Puisinya
Photo credit: static.republika.co.id

Namun, Walladah kurang beruntung dalam hal asmara. Hubungannya dengan sesama penyair, Ibnu Zaydun, sangatlah rumit. Mereka menjalaninya dengan sembunyi-sembunyi. Tak hanya itu, gara-gara adanya pihak ketiga, hubungan mereka kandas. Dalam puisinya yang berjudul “Kegelapan” dia mengisahkan:


Jika benar engkau jujur dalam cinta, yang telah menyatukan kita, tak sepantasnya kau memilih seorang dayangku. Itu artinya, engkau mencemooh cabang yang penuh bunga indah dan memilih ranting yang hanya memberikan buah yang keras dan pahit. Engkau tahu aku ini bulan terang, cahaya dari sorga, tapi kau pilih sebuah planet yang gelap dan kelam.



Zaydun pun tidak tinggal diam dengan kalimat-kalimat Walladah, dengan kerasnya dia berkata:


Bagiku engkau hanyalah sepotong daging segar

Yang kucicip sedikit, lalu sisanya kubuang untuk dimakan tikus



Untungnya, Walladah mengalami akhir yang bahagia sesudah perjalanan cintanya yang memilukan. Dia menemukan pendamping hidup dan menikah dengan bahagia


Barangkali, kata-kata indah saja tidak cukup untuk membuktikan perasaan cinta. Selain mengungkapkannya lewat puisi, jika kita mencintai seseorang, kita harus memperjuangkannya lewat tindakan. Tapi, kalau ternyata memang bukan jodohnya, ya sudahlah. Mungkin Tuhan memiliki jalan dan rencana yang lebih indah untukmu.

Selamat Hari Puisi Nasional !

Trivia.id
Chairil anwar, ws rendra, kahlil gibran...

Pernah punya buku dari ketiga diatas... tapi hilang entah kemana...
mantap ...
Malam semakin sunyi
Hingga menjelang pagi
puisi skrg mah udah kek hidup tak mau mati pun segan gan
puisi itu menahan nafsu dan dahaga

Sapardi Djoko Damono ga masuk? Penyair terkenal tuh. Puisinyapun banyak tentang cinta

Selamat hari puisi nasional
Selamat Hari Puisi Nasional
Wuih puisi puisinya
Puisinya keren kpan ya ane bisa bikin puisi se wow itu
Quote:Original Posted By afx98
Puisinya keren kpan ya ane bisa bikin puisi se wow itu


hy kehampaan perang
Quote:Original Posted By mbewehkill666


hy kehampaan perang


Hay juga maklumat berdogma asa
Sadis2 puisinya gan.

Selamat Hari Puisi Nasional
ane suka abu nawas
Puisi WS.Rendra yang pas klo mau bahas soal ia masuk islam dan cintanya menurut aya paling pas di puisi berjudul "K A N G E N"
Tuhanku, suka dan ria
Gelak dan senyum
Tepuk dan tari
Semuanya lenyap, silam sekali
Gelak bertukar duka
Suka bersalinkan ratap
Kasih beralih cinta
Cinta membawa wangsangka


terharu gan,, yg chairil anwar juga


sang pujangga cinta , yang tiada panah seganas arjuna
kewl....
Selamat Hari Puisi nasional , Selamat Hari Puisi Nasional ! Tak Selamanya Kisah Penyair Indonesia Seindah Puisinya
Pejwan ane Closed dulu Bray ,Selamat Hari Puisi Nasional ! Tak Selamanya Kisah Penyair Indonesia Seindah Puisinya
Via: Kaskus.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar